RECENT UPDATES

KAMERA NIKON

KAMERA CANON

Latest Posts

Friday, January 16, 2015

MENGETAHUI TIPE LENSA KAMERA DSLR

MENGETAHUI TIPE LENSA KAMERA DSLR

MENGETAHUI TIPE LENSA KAMERA DSLR - Perlu diingat juga bahwa setiap fotografer memiliki gaya foto yang berbeda, mereka memiliki karakter memotret tersendiri, dan itu bisa menjadi kerumitan tersendiri ketika menjawab pertanyaan "Lensa apa yang tepat"

Dibawah ini adalah sedikit tulisan yang mengulas macam-macam jenis lensa yang ditawarkan di pasar kamera DSLR oleh para produsen kamera. Kami tidak akan membahas sebuah lensa secara detail, tetapi akan sedikit memberikan pengantar singkat terhadap istilah serta jenis lensa yang ada di pasar DSLR yang bisa menjadi pertimbangan ketika Sobat terjun berburu lensa DSLR.



Perlu diingat bahwa kebanyakan kamera DSLR yang berdar tidak semuanya kamera full-frame, sensor yang dimiliki pada umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan kamera full-frame dan itu berarti hasil lensa tidak berdampak sama seperti pada full-frame atau pada kamera film.

Tipe lensa kamera DLSR­ 

  • Lensa Standard-Ini adalah istilah yang perlahan-lahan sedikit menghilang dari terminologi dunia fotografi. Digunakan untuk mendeskripsikan lensa dengan range 50mm, karena lensa ini biasanya sudah terpasang pada kamera kamera film.
  • Lensa Kit-Saat ini kebanyakan lensa sudah menjadi satu paket dengan kamera DSLR yang dijual, dan biasanya lensa ini di kenal sebagai lensa kit. Lensa ini kebanyakan adalah lensa zoom, dan secara fungsional dikenal sebagai lensa multi-purpose yang memang didesain untuk kepentingan memotret sehari-hari. Fotografer profesional kebanyakan selalu membeli body kamera dan mengupgrade lensa sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Lensa Prime / Lensa Fix-Lensa Fix merupakan sebuah lensa yang hanya memiliki satu Focal-Length. Terkadang lensa ini menjadi lensa yang kurang populer dimana para fotografer merasa nyamana dengan lensa yang memiliki range Focal-Length di tangan mereka (lihat ulasan lensa zoom dibawah), tetapi bagaimanapun juga lensa fix layak unutk dipertimbangkan. Lensa zoom memang memiliki keuntukngan pada kualitas yang mereka tawarkan, tetapi lensa fix juga dikenal dengan kualitas gambar serta kecepatan. Ketika kebanyakan orang nyaman dengan lensa zoom, kebalikannya Saya lebih menikmati tantangan dalam menggunakan lensa fix, dan mereka membawa sesuatu dalam dunia fotografi saya, dan biasanya saya akan merasa sedikit malas ketika lensa zoom terpasang.
  • Lensa Zoom / Tele-Lensa zoom merupakan lensa DSLR yang paling populer saat ini, hadir dengan konfigurasi range focal length serta tingkatan kualitas. Keuntungan yang paling terlihat dengan menggunakan lensa ini adalah, Sobat tidak perlu mendekat ke subyek untuk mendapatkan framming yang lebih ketat. Lensa ini bisa memberikan range pendek atau cukup panjang. Hal yang perlu diingat ketika membeli kamera ini adalah, semakin panjang focal-length maka akan semakin berdampak pada camera-shake. Kamera dengan focal length yang jauh seperti (300mm) telah difasilitasi dengan Image Stabilisation (IS) untuk mengurangi camera-shake.
  • Lensa Makro-Lensa-lensa ini didesain khusus untuk memotret obyek secara close-up. banyak kamera DSLR yang dilengkapi dengan pengaturan 'makro', tetapi menggunakan lensa makro yang sebenarnya akan menghasilkan foto lebih hidup dan memungkinkan Sobat untuk memotret dengan ukuran yang sangat dekat pada obyek.
  • Lensa Wide-seperti namanya, lensa ini mememungkinkan penggunanya untuk memotret dan mendapatkan prespektif yang sangat luas. Lensa wide biasnya digunakan pada pemotretan landscape. Lensa wide hadir dengan focal length seperti lensa fix dan lensa zoom, walaupun hanya memiliki sedikit range pada focal-lengthnya. Perhatikan bahwa banyak lensa wide sedikit banyaknya terkadang memberikan efek 'distort' pada hasil foto, terutama pada tepian foto dengan bentuk yang sedikit melengkung. Bagi beberapa orang bisa menjadi efek yang bagus, tetapi terkadang juga berarti efek yang tidak diinginkan.
  • Lensa “Fish-Eye”' merupakan lensa 'extreme' dari lensa wide, dimana lensa ini didesain khusus untuk memberikan efek 'distort' lengkung pada hasil foto Anda, tetapi sekali lagi hal tersebut tergantung pada gaya serta style seorang fotografer.

Sumber : MD PHOTO DAN TEKHNOLOGY

TRIK CARA MENGHINDARI BLOW-OUT YANG DI AKIBATKAN OLEH FLASH

TRIK CARA MENGHINDARI BLOW-OUT YANG DI AKIBATKAN OLEH FLASH

TRIK CARA MENGHINDARI BLOW-OUT YANG DI AKIBATKAN OLEH FLASH
- Sobat pemakai kamera Point and Shoot atau kamera saku ? Apakah sobat pernah mengalami kesulitan pada saat menggunakan Flash Built In yang ada di kamera ? Apakah foto-foto yang kalian hasilkan “Blow-out” dan kalian merasa flash terasa terlalu kuat sehingga obyek menjadi over ? Apa yang harus dilakukan ketika mendapati situasi seperti ini ?

Ketika kami coba berkunjung di situs share image seperti flickr, memang banyak yang mangalami kondisi seperti ini (blow-out), dan memang kebanyakan foto-foto tersebut dihasilkan dengan menggunakan kamera saku atau Point and Shoot. Kenapa kamera saku? karena memang Flash Built in pada kamera saku memiliki fitur kendali yang minim, baik pada power flash atau kekuatan cahaya flash dan pengaturan arah cahaya. Berbeda dengan flash external pada kamera DSLR yang bisa diarahkan sesuai dengan keinginan kita. Berikut ini adalah beberapa tips menggunakan Flash built in pada kamera point and shoot atau DSLR yang bisa kalian lakukan :



ANGGAP FLASH BUILT IN KALIAN SEBAGAI SUMBER CAHAYA SEKUNDER
Selalu posisikan flash sebagai sumber cahaya sekunder, tentu pada saat memotret pasti ada ambient light bukan? Ambient light adalah cahaya yang ada di tempet pemotretan, seperti cahaya lampu, cahaya matahari dan lain-lain. Ambient light penting sekali bagi foto kalian, mengingat cahaya tersebut merupakan cahaya alami yang ada di lokasi pemotretan. Gunakan flash sebagai sumber cahaya pendukung dan jangan pernah gunakan sebagai sumber cahaya utama, dan jika Sobat menggunakan flash sebagai sumber cahaya utama maka akan terlihat cahaya yang ada di dalam foto adalah artificial (cahaya buatan). Usahakan sebisa mungkin untuk tetap mempertahankan ambient light atau cahaya sekitar.
 

Mundur satu atau dua langkah
Cara yang paling sederhana untuk mengurangi dampak dari cahaya yang berasal dari flash, adalah dengan memperbesar jarak antara kalian dan subyek foto. Pada artikel-artikel sebelumnya, kami memang selalu menyarankan untuk mendekat pada obyek foto, tetapi pada kasus ini jika kalian terlalu dekat maka obyek akan terasa terlalu terang karena dihantam oleh cahaya flash yang berasal dari kamera. Banyak foto-foto 'blow-out' dikarenakan jarak pemotret terlalu dekat dengan obyek foto.

Mundur beberapa langkah bukan lalu berarti Sobat tidak bisa mengisi frame foto kalian. Sobat toh masih bisa menggunakan fitur zoom yang ada di kamera tersebut (tentu akan berpotensi mengakibatkan camera shake), atau Sobat bisa melakukan cropping pada saat membuka foto tersebut di komputer rumah.

Gunakan Diffuser
Difuserr bisa berfungsi membatasi jumlah cahaya serta menyebarkannya. Gunakan difusser jika kalian tidak memiliki kendali pada kekuatan cahaya flash. Ini akan mudah dilakukan jika menggunakan unit flash external karena memang sudah ada produk-produk difuser yang sudah digunakan, tetapi bagaimana jika pada kamera point and shoot? Sobat harus lebih kreatif dan mencari solusi sendiri.

Cara paling sederhana dan mudah adalah dengan mencari bahan sedikit buram, kemudian tempatkan di depan flash. Sebagai contoh sobat bisa menggunakan kertas tissue dengan sedikit perekat selotip di depan flash. Warna dari material yang digunakan untuk difuser juga akan memberikan dampak pada warna cahaya yang keluar. Tissue atau kertas yang berwarna putih akan lebih menghasilkan warna yang natural dibandingkan warna merah atau biru.

Belokkan cahaya Flash
Strategi lain adalah membelokkan atau memantulkan cahaya flash ke permukaan lain. Penggunaan external flash tentu akan lebih mudah karena memang didesain sedemikian rupa. Flash pada kamera point and shoot tentu tidak demikian, kita tidak bisa seenaknya merubah arah flash, tetapi beberapa trik masih bisa kita lakukan. Contoh: gunakan potongan kecil white card dan tempatkan di depan flash dengan suduh tertentu, sehingga cahaya flash bisa dibelokkan ke arah langit-langit atau bahkan sisi samping dinding ruangan.

Trik ini memerlukan beberapa uji coba untuk mendapatkan sudut pantulan yang tepat dan hasilnya tentu akan beragam tergantung situasi pemotretan, jarak kalian ke subyek, tinggi langit-langit, berapa intensitas ambient light dan lain-lain. Sekali lagi warna dari kertas atau kartu yang kalian gunakan serta langit-langit akan memberikan dampak pada warna hasil foto kalian.

Mode Night/Malam
Kamera saku atau point and shoot kebanyakan telah dilengkapi dengan mode pemotretan malam. Mode ini biasanya menginstruksikan ke kamera untuk menggunakan “slow sync flash”. InFotografi telah membahasnya di artikel: Apa itu Slow Sync Flah ? Intinya adalah kita bisa memotret dengan shutter speed lambat dengan masih menggunakan flash. Fitur ini memungkinkan kalian untuk mendapatkan ambient light tetapi tetap membekukan pergerakan dengan menggunakan flash.
 

Kurangi kekuatan cahaya flash.
Beberapa kamera point and shoot atau kamera saku memiliki kemampuan atau fitur untuk menginstruksikan kepada kamera berapa banyak cahaya flash yang digunakan. Periksa buku manual kamera digital kalian apakah kalian memiliki fitur tersebut pada kamera. Coba turunkan sebanyak satu atau dua stop dan lihat bagaimana dampaknya pada foto kalian. Lakukan sedikit eksperimen untuk mendapatkan cahaya yang natural.

Tambahkan cahaya
Mungkin akan susah dilakukan jika kalian berada di dalam sebuah pesta yang kondisinya remang-remang, tetapi dengan menyalakan semua lampu di dalam ruangan pasti akan membantu menghasilkan foto yang lebih bagus, atau cara lain yang bisa dilakukan adalah mengarahkan atau meminta seseorang untuk dipotret dekat dengan sumber cahaya.

ISO, Shutter Speed dan Aperture
Cara terakhir untuk mengurangi dampak yang dimiliki oleh flash adalah pengaturan exposure, terutama pada ISO, Shutter Speed dan Aperture. InFotografi telah banyak mengulas tentang ketiga elemen tersebut berikut ini ulasan singkatnya :

  • ISO-menaikan pengaturan ISO berarti Sobat meningkatkan kesensitifan kamera terhadap cahaya. Hal ini bearti ambient light yang ada di dalam ruangan akan mudah terekam dan peran cahaya flash akan berkurang. Ingat juga bahwa dengan menaikkan pengaturan ISO maka kalian juga akan meningkatkan potensi adanya Grain atau Noise.
  • Aperture-Menaikkan pengaturan aperture berarti memperlebar ukuran lubang di dalam kamera dan membiarkan lebih banyak cahaya masuk ke dalam kamera, jadi memperlebar aperture (menurunkan bilangan f) layak untuk di buat uji coba. Ingat bahwa hal ini juga berarti kalian menurunkan tingkat ruang tajam (Depth of Field) dimana tidak semua area dalam frame kalian akan terfokus.
  • Shutter Speed-Memperpanjang waktu untuk shutter terbukan berarti memperbanyak cahaya yang masuk kedalam sensor gambar. Cobalah bereksperimen dengan Shutter Speed. Ingat bahwa jika terdapat pergerakan pada saat memotret maka jika menggunakan shutter speed lama akan menghasilkan blur.
Tidak semua kamera digital point of shoot memiliki fitur pengaturan ini. periksa kembali buku manual kalian, periksa juga apakah kamera mendukung mode aperture dan sutter piorrity, biasanya kami selalu memulai dengan meningkatkan pengaturan ISO dan kemudian memilih Aperture yang lebih lebar sebelum bermain dengan Shutter Speed.

Sumber : MD PHOTO DAN TEKHNOLOGY

Thursday, January 15, 2015

TRIK CARA MEMOTRET LOW LIGHT TANPA FLASH

TRIK CARA MEMOTRET LOW LIGHT TANPA FLASH

TRIK CARA MEMOTRET LOW LIGHT TANPA FLASH - Fotografi akan terasa mudah jika terdapat cukup cahaya dan kondisi yang ideal, tetapi seperti yang banyak kita bahas sebelumnya bahwa kondisi pencahayaan dalam fotografi digtial tidak selalu seperti yang kita harapkan. Dalam dunia fotografi digital kita bekerja dengan cahaya, sama seperti kita bekerja dengan orang lain.

Seorang sobat in fotografi pernah bertanya tentang bagaimana dia bisa memotret acara pernikahan temannya, tetapi dia tidak diperbolehkan menggunakan flash. Alasannya sederhana, cahaya flash menurut mereka akan mengurangi khidmadnya upacara pengucapan ijab kabul atau sumpah. Pada intinya dia mempertanyakan bagaimana menghasilkan foto yang bagus tanpa menggunakan flash pada kondisi rendah cahaya atau low-light. Menurut kami itu adalah pertanyaan yang bagus sekali, dan tentu semuanya mungkin dalam dunia fotografi digital.



Flash merupakan solusi terbaik padafotografi low light, tetapi masalahnya tidak semua situasi memungkinkan untuk penggunaan flash. Tidak hanya akan mengganggu konsentrasi jalannya acara, tetapi juga flash akan mengakibatkan hasil foto kalian terasa datar atau flat. Hal tersebut kemungkinan besar terjadi jika Sobat menggunakan flash built-in bawaan dari kamera digital. Flash built-in (flash pada umumnya) berarti memberikan pencahayaan pada subyek dari arah depan.

Hal tersebut tentu bisa dihindari dengan beberapa cara, tergantung dari subyek serta bagaimana karakter cahaya. Pelajari bagaimana melihat jatuhnya cahaya di sekitar, sehingga Sobat bisa mengerti apakah penggunaan flash bisa bekerja dengan baik atau tidak. Caya yang baik untuk menghadapi masalah pencahayaan rendah atau low-light adalah dengan menggunakan pengaturan iso tinggi. Iso adalah tingkat kesensitifan sensor terhadap cahaya.

Kekhawatiran ketika menggunakan ISO tinggi adalah noise, jika kalian merasa pengaturan ISO sudah sempurna tetapi belum tentu sempurna untuk noise yang akan diakibatkannya. Dalam era fotografi digital Sobat bisa mengurangi tingkat NOISE yang ada pada sebuah foto dengan menggunakan perangkat lunak. Saat ini terdapat Dua software menurut kami yang bagus untuk Noise Reduction, yaitu: "Noise Ninja" atau "Neat Image". Jika Sobat tidak menaikkan pengaturan ISO serta tidak memiliki tripod, maka kemungkinan besar kalian akan menghadapi masalah 'camera shake'. Cobalah untuk menaikkan ISO, dan kalian akan mengerti kenapa NOISE itu lebih baik daripada 'camera shake'. Dalam dunia fotografi digital NOISE akan selalu menjadi satu hal yang perlu dipertimbangkan.

Salah satu keuntungan kita dalam era fotografi digital adalah, ISO tinggi memudahkan kita memotret pada kondisi rendah cahaya. Pada era fotografi film, kalian harus mengganti rol film yang memiliki ISO atau ASA yang lebih tinggi, benar-benar mempermudah kita bukan? Ini merupakan keuntungan yang bisa kita manfaatkan sebagai seorang fotografer digital.

Contoh yang lain adalah ketika kita memotret di dalam ruangan, seperti sebuah pidato sambutan, atau konser musik klasik. Flash kemungkinan besar tidak akan diperbolehkan pada situasi seperti ini, jadi bagaimana kita mengatasinya? Rubah ISO kalian ke pengaturan yang lebih tinggi, jika kalian menggunakan "Auto ISO" pada kamera digital kalian, maka kamera akan mendeteksi penggunaan ISO tinggi yang diperlukan. Sobat tentu bisa mengatur ISO secara manual, bertambahnya tingkat sensitifitas terhadap cahaya akan memperbesar peluang untuk mendapatkan exposure yang pas untuk kondisi rendah cahaya. Sobat bisa memutuskan untuk lebih meninggikan pengaturan ISO dan memilih shutter speed lebih cepat, jika masih mengalami camera shake serta tidak memiliki tripod.

Cara lain yang bisa dilakukan pada kondisi rendah cahaya adalah dengan menggunakan Lensa Cepat (Fast-Lens), tetapi tentu akan menguras kantong seorang fotografer pemula bukan? Berikut ini merupakan Tips yang bisa Sobat lakukan jika tidak memiliki Fast-lens, Tripod serta larangan penggunaan flash :
  1. Tinggikan ISO seperlunya. 
  2. Memotret menggunakan Format RAW
  3. Gunakan Aperture Priority dengan f-stop paling rendah, fash-lens biasanya memiliki f-stop terendah f1/8 atau bisa lebih rendah lagi.
  4. Jika hal diatas masih menghasilkan shutter speed yang terlalu rendah untuk dipegang, maka kalian bisa menurunkan exposure compensation sebanyak satu stop, itu akan meningkatkan shutter, dan kemudian rubah expsosurenya di post-produksi (gunakan format RAW).
  5. Sobat bisa menggunakan software Noise Reduction, untuk mengurangi grain serta noise.
Seperti yang dituliskan diatas, bahwa “Fast-Lens” akan terasa sangat mahal bagi ukuran fotografer pemula, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba menggunakan lensa frime seperti Canon 50mm f1.8 atau Nikon 50mm f1.8. Cobalah dan rasakan bedanya. Bedanya mungkin ada pada zooming, untuk itu gunakan kaki kalian sebagai pengganti Zooming.

Sumber : MD PHOTO DAN TEKHNOLOGY

TIPS & TRIK CARA MEMOTRET DI PANTAI

TIPS & TRIK CARA MEMOTRET DI PANTAI

TIPS & TRIK CARA MEMOTRET DI PANTAI - Bergembiralah kawan yang memiliki pantai indah di kota atau daerah kalian. Kebanyakan orang selalu menganggap pantai memiliki daya tarik tersendiri untuk melepas penat, berekreasi bersama keluarga, atau bahkan sebagai tempat jogging. Alasan utama tentu karena pemandangan alam yang memikat, warna biru yang mencerminkan kebebasan, dan cahaya yang menarik perhatian. Kami yakin, ketika mencari tempat hunting pasti tebersit di benak sobat untuk mempertimbangkan pantai sebagai tempat tujuan. Pantai selalu menawarkan peluang fotografi yang bagus, tetapi sama dengan tempat-tempat hunting lainnya, pantai juga memiliki tingkat kesulitan serta tantangan tersendiri bagi seorang fotografer. Cahaya yang kuat bisa saja merusak kamera, itu juga salah satu alasan kenapa ada filter UV bukan ?

Salah satu pertimbangan yang cukup penting dalam memotret di area pantai tentu saja adalah cuaca. Kita hidup di daerah tropis, dimana ada Dua cuaca yang terkadang tidak menentu. Tentu Sobat tidak ingin memotret saat hujan kan? Sayang tuh kamera, kecuali jika Sobat sudah mempertimbangkan sebuah konsep serta dilengkapi dengan peralatan anti air dan anti badai. Berikut ini adalah 10 tips fotografi yang bisa kalian pertimbangkan untuk mendapatkan hasil foto yang bagus ketika memotret di pantai :


  • Menentukan Focal Point-Beberapa teman fotografer pernah mengutarakan, jika mereka jarang sekali bahkan cenderung tidak pernah membawa kamera ketika mengunjungi pantai, hanya karena mereka beranggapan bahwa semua pantai itu sama, tidak ada yang bisa menarik perhatian. Maaf sebelumnya, tapi itu menurut saya terdengar sangat menyedihkan. Pantai selalu menjadi tempat yang penuh dengan peluang foto menarik bagi Saya, itu karena mata serta point-a-view yang berbeda, cobalah untuk melihat dengan point-a-view yang berbeda, fotografi bukan hanya sekedar memotret apa yang orang lihat, tetapi fotografi adalah tentang menciptakan sebuah foto. Sebuah contoh: Ketika kebanyakan orang datang kepantai dengan memandang serta memotret ke luasnya laut serta langit biru, Saya malah tertarik untuk pergi ke pinggiran pantai dan melihat apa yang ada di dalam frame foto dari sudut tertentu. Salah satu masalah pada fotografi landscape pantai adalah biasanya mereka memotret sebuah pemandangan indah tanpa adanya Point-of-Interest (PoI) dan bisa dipastikan, foto itu akan terkesan membosankan carilah focal point ketika memotret, hal tersebut akan memberikan 'pandangan' bagi penikmat foto Kalian. Pola di atas pasir yang disebabkan oleh ombak, jejak kaki, ombak yang menerpa batu karang, menara suar bisa menjadi pilihan yang bisa digunakan sebagai Focal Point. Alangkah baiknya lagi jika Sobat bisa memasukkan unsur cerita di dalam frame, seperti sepatu yang terdampar di tepian pantai, istana pasir, terkadang foto-foto seperti itu bisa membawa cerita tersendiri bagi liburan pantai kalian Sob.
  • Black and White-Satu teknik fotografi yang sering kita lihat dalam foto pantai akhir-akhir ini (dan juga yang lain) adalah dengan melakukan sedikit sentuhan post produksi dengan mengkonversi foto ke dalam hitam putih. Ada sesuatu tetang foto hitam putih, yang pastinya bisa merubah "mood" dan perasaan ketika memandang foto tersebut. Hal ini bisa menjadi cara yang cukup bagus ketika mengangkat suasana foto pantai yang tumpul atau overcast dengan menanggalkan warna menjadi hitam putih.
  • Filter Polarizer-Salah satu aksesoris lensa DSLR yang paling berguna adalah dengan menambahkan filter polarizer ke kamera digital. Filter ini menyaring cahaya yang terpolarisasi, ini berarti meningkatkan kontras dan mengurangi reflekis yang dihasilkan subyek foto. Subyek yang paling jelas terlihat dampaknya adalah pada langit biru, dimana warna langit akan lebih biru ke hampir gelap. Dampak yang lain adalah pada air laut, dampaknya akan sedikit bervariasi. Untuk lebih jelasnya cobalah untuk bereksperimen menggunakan filter ini, dan kalian pasti akan terkagum-kagum dengan hasil foto tersebut.
  • Filter UV-Filter ini berguna bagi pemilik kamera DSLR ketika memotret di area pantai. Pertama adalah sebagai pelindung lensa, tetapi mereka juga bisa memfilter atau menyaring cahaya sinar ultraviolet. Filter bisa mengurangi efek atmosfir seperti kabut kebiruan, memang dampak visual tidak terlalu terasa tetapi toh filter ini biasanya merupakan bonus ketika kita membeli kamera DSLR baru.
  • Fill Flash-Bayangan pada wajah (sering kali terbentuk karena topi, kacamata, hidung) selalu terjadi ketika memotret orang dalam bentuk portrait di area pantai yang terang. Nyalakan flash dan gunakan ketika memotret pada kondisi ini, dan Sobat akan mendapatkan bayangan menghilang serta subyek sebenarnya terekspose dengan baik. Teknik fotografi ini dirasa penting ketika mengambil gambar di area terang, Sobat akan mendapati sejenis foto silhoute jika tidak memotret tanpa menggunakan flash. Lakukan eksperimen jika kamera didukung dengan pengaturan level atau kekuatan cahaya flash, perlu diingat bahwa power berlebih pada flash akan mengakibatkan subyek terlihat washed-out. Mundurlah beberapa langkah, jika Subyek tampak terlalu terang (over-exposed) dan Sobat tidak bisa menurunkan kekuatan flash, dan gunakan zoom untuk mendapatkan framing yang lebih ketat, teknik ini bisa menurunkan dampak flash bagi foto.
  • Spot Metering-Sobat bisa mengatasi masalah yang terjadi diatas dengan menggunakan Spot Metering, tentu saja jika kamera digital mendukung fitur metering ini. Spot Metering merupakan sebuah fitur yang dimiliki kamera dimana Kita bisa menginstruksikan area foto mana yang bisa terekspose dengan baik. Hal ini akan sangat berguna ketika memotret pada cahaya yang terang dan Sobat juga ingin mendapatkan ekspose di area yang teduh (Area yang lain akan over eksposure) tetapi paling tidak subyek utama akan terekspose dengan baik. Hal ini juga bisa efektif terutama ketika memotret orang, dimana Anda harus menjauhkan wajah dari cahaya matahari langsung, mempertimbangkan bayangan wajah, serta mata silau terkena matahari.
  • Exposure Bracketing-Salah satu tantangan ketika memotret ketika musim kemarau di area pantai adalah cahaya yang terlampau terang dan kamera tidak mau untuk under-expose ketika memotret dengan mode Auto. Mode Manual bisa Sobat gunakan jika kamera digital mendukung fitur ini. Mode manual layak untuk dicoba ketika memotret di pantai dengan cahaya yang terlampau terang. Bereksperimen-lah dengan menggunakan level exposure yang berbeda. Sobat akan mendapatkan hasil terbaik ketika kamera mengekspose foto dan kemudian melakukan over expose sebanyak Satu atau Dua stop, tetapi tentu saja ini sangat tergantung situasi yang ada. Landscape dengan cahaya terlampau terang terkadang cukup rumit, terutama jika Sobat mendapati tempat dengan intensitas cahaya yang jauh berbeda, ada teduh karena bayangan, serta yang cerah.
  • Pentingnya Timing-Pagi dan senja hari bisa memberikan peluang terbaik untuk memotret di daerah pantai. Pantai masih sepi pengunjung pada saat pagi hari dan bagusnya lagi, Sobat akan mendapatkan sudut matahari dengan sinar yang bisa menghasilkan efek bayangan serta warna yang menarik, terutama pada saat sore hari atau senja, dimana langit bisa menampakkan sesuatu yang terkesan hangat dan bewarna keemasan.
  • Perhatikan Horizon-Horizon yang miring merupakan masalah yang sering ditemui ketika memotret di daerah pantai, seperti yang kita ketahui pantai memiliki ruang terbuka luas serta horizon yang tidak terputus. Berilah perhatian lebih terhadap horizon agar tetap lurus pada frame foto, selain itu pertimbangkan juga menempatkan horizon tidak bertempat di tengah-tengah framer, itu akan memberikan kesan foto yang terbagi dua bagian. Lebih jelasya di lain kesempatan Kita akan membahas tentang komposisi dan Rule-of-Third.
  • Datang ke Pantai Ketika Orang Menghindarinya-Timing lain dimana pantai akan terasa lebih indah adalah hari-hari tertentu dimana orang-orang sedang menghindari pantai ketika ada isu tentang cuaca buruk. Badai lautan, awan yang gelap serta mengkhawatirkan dan dramatis serta angin yang menerpa pepohonan dan daun beterbangan akan lebih membuat atmosfer serta suasana lebih menarik untuk dipotret. Tetapi perlu diingat, keselamatan Sobat diatas segalanya, tetap waspada dan berhati-hati.

Sumber : MD PHOTO DAN TEKHNOLOGY

MENGENAL SLOW SYNC FLASH DAN CARA PEMAKAINNYA

MENGENAL SLOW SYNC FLASH DAN CARA PEMAKAINNYA

MENGENAL SLOW SYNC FLASH DAN CARA PEMAKAINNYA - Salah satu fungsi atau fitur yang akan terasa menyenangkan di eksplorasi adalah Slow Sync Flash, tentu tidak hanya menyenangkan tetapi akan menghasilkan foto yang lebih menarik.

PILIHAN SAAT LOW LIGHT PHOTOGRAPHY
Pada saat memotret subyek pada kondisi rendah cahaya atau low light, pada umumnya Sobat akan memiliki Dua pilihan, yaitu memotret menggunakan flash atau menggunakan shutter speed lambat.


MENGENAL SLOW SYNC FLASH DAN CARA PEMAKAINNYA 
  • Flash
Kamera kalian pada saat digunakan pada mode auto, akan secara otomatis memilih Shutter Speed yang relatif lebih cepat ketika memotret subyek dengan kondisi rendah cahaya (low light) dengan menggunakan flash. Hal ini berarti bahwa subyek kalian akan memiliki pencahayaan yang baik, dan jika subyek tersebut bergerak maka gerakan akan 'freeze' serta hasil yang tajam. Masalahnya adalah kemungkinan subyek foto kalian akan menjadi terlalu terang serta background akan terlihat sangat gelap, mengingat pada saat pemotretan tidak ada cukup waktu bagi kamera untuk mengambil cahaya yang ada di sekitarnya.
  • Slow Shutter Speed
Pilihan yang lain adalah dengan mematikan flash kemuan memotret dengan menggunakan Shutter Speed yang lebih lama guna membiarkan lebih banyak cahaya sekitar masuk ke dalam sensor gambar dan menghasilkan foto yang terekspose dengan baik. Ini bisa jadi merupakan teknik yang efektif, jika sobat memotret Landscape dimana semua elemen di dalam foto adalah diam, tetapi jika subyek foto yang kalian potret bergerak maka tentunya akan menghasilkan foto yang blur, tentunya kalian tidak menginginkannya bukan?

Kedua pilihan diatas merupakan teknik yang bisa kalian lakukan, tetapi tentu keduanya juga memiliki kekurangan. Pilihan yang lain adalah coba pertimbankan menggunakan Slow Sync Flash.

Apa itu Slow Sync Flash ?

Slow Sync Flash merupakan sebuah fungsi yang ada di banyak kamera digital untuk memotret dengan menggunakan Slow Shutter Speed bersamaan dengan Flash. Hal ini berarti Sobat mendapatkan Dua pilihan diatas, dan mendapatkan Dua keuntungannya yaitu gambar subyek utama yang tajam dan juga mendapatkan background serta foreground yang memiliki cahaya sekitar/ruangan (bukan gelap seperti permasalahan ketika menggunakan Flash).

Beberapa kamera memiliki pengaturan Slow Sync Flash secara manual dan mengatur lamanya exposure serta power flash, tetapi pada kebanyakan compact kamera memiliki kendali fitur yang lebih sedikit, dan biasanya mode pemotretan automatis seperti 'Night Mode' atau 'Party Mode' dimana kamera akan memilih kan Shutter Speed lebih lambat serta power flash secara otomatis.

Rear dan Front Curtain Sync
Jika kamera Sobat mendukung pengaturan manual pada fitur Slow Sync Flash, maka kemungkinan besar kalian akan memiliki DUa pilihan, yaitu 'Rear Curtain Sync' dan 'Front Curtain Sync'. Dua mode ini mungkin bagi Sobat akan terdengan terlalu teknis, tetapi konsepnya adalah hanya pada pemilihan KAPAN cahaya flash ditembakkan pada saat Long Exposure.

Rear Curtain Sync - Pengaturan ini akan menginstruksikan pada kamera untuk menembakkan flash di AKHIR exposure, contoh: ketika kalian menekan tombol Shutter, lensa akan terbuka dan mulai mengambil cahaya, dan sebelum lensa menutup flash akan ditembakkan, dan membekukan subyek foto kalian.

Front Curtain Sync - Pengaturan ini akan menginstruksikan pada kamera untuk menembakkan flash di AWAL exposure, contoh: Ketika Sobat menekan tombol Shutter, flash akan ditembakkan langsung dan Shutter akan tetap terbuka guna merekam cahaya yang ada di sekitar subyek.

Sobat mungkin akan berpikir bahwa kedua teknik ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan, tetapi ketika kalian memotret subyek gerak maka akan terlihat dampaknya. Sobat mungkin dalam perjalanan di dunia fotografi kalian akan bertemu fotografer sport/action yang menggunakan Rear Curtain Sync ketika memotret dengan menggunakan teknik Panning.

Tripod atau genggaman tangan
Baik ketika menggunakan kedua mode pengaturan Slow Sync tersebut, Sobat tentunya akan bertanya lebih baik menggunakan tripod atau tidak. Memotret dengan Shutter Speed lambat memang idealnya harus menggunakan Tripod untuk mengurangi guncangan kamera. Tangan yang kuat dan stabil pun kemungkinan besar tidak akan bisa menahan kamera dari guncangan pada saat memotret dengan exposure selama 1 atau 2 detik, jadi jika Sobat ingin menghilangkan blur maka kalian memang harus menggunakan Tripod.

Pada beberapa kondisi memegang kamera dengan tangan kosong ketika memotret menggunakan Slow Sync flash bisa menghasilkan foto dengan efek yang menarik. Membekukan gerakan subyek tetapi cahaya yang ada di belakang terasa blur bisa menambahkan mood yang menarik di dalam foto.

Teknik memegang kamera pada saat Slow Sync tentunya tidak selamanya akan berlaku, jadi bereksperimenlah menggunakan dua metode tersebut dengan pengaturan Shutter Speed yang berbeda dan temukan cara mana yang terbaik pada setiap situasi.


MEMAHAMI MODE APPERTURE PIORITY PADA KAMERA DSLR

MEMAHAMI MODE APPERTURE PIORITY PADA KAMERA DSLR

MEMAHAMI MODE APPERTURE PIORITY PADA KAMERA DIGITAL - Dalam menggunakan kamera DSLR maupun kamera mirrorless, atau bahkan kamera saku kelas atas, kita disuguhi beberapa pilihan mode pengoperasian untuk mengontrol exposure. Salah satunya adalah mode Aperture Priority (mode lain : mode program, Mode Shutter Priority dan Mode Auto). Mode aperture priority biasanya disimbolkan dengan huruf A atau Av di tombol kontrol kamera anda. Sebelum melangkah terlalu jauh, penting bagi anda untuk memahami dasar konsep exposure, konsep apperture dan defth of field dan memahami segitiga fotografi.



Dalam mode aperture priority ini, kamera memberi kebebasan bagi kita untuk mengontrol nilai aperture, sementara kamera akan menghitung dan menentukan nilai shutter speed. Nilai ISO bisa kita set dari awal, atau bahkan kita bisa memilih auto iso. Cobalah putar posisi mode di A atau Av, lalu tentukan bahwa anda ingin memotret menggunakan aperture f/4 dan ISO 200. Lakukan metering pada sebuah subyek foto, lalu lihat nilai shutter yang dipilih kamera. Sekarang gantilah nilai aperture ke posisi f/8 lalu ulangi metering pada subyek yang sama, maka shutter speed akan berubah.


Kapan harus menggunakan mode apperture piority ?
Aperture Priority cocok digunakan saat kita benar-benar ingin mengontrol secara penuh bidang tajam atau depth of field sebuah foto. Saat dimana kita ingin menentukam mana area foto yang tajam dan mana yang ingin kita buat blur, maka aperture priority menjadi penting. Pemanfaatan depth of field secara kreatif akan menambah daya tarik foto.

Contohnya adalah saat anda memotret foto landscape seperti dibawah ini. Foto landscape yang baik biasanya memiliki elemen foreground (area yang dekat dengan lensa: deret pasir didepan) yang baik namun juga memiliki elemen background (area foto yang jauh dari lensa: tonggak batu dibelakang) yang kuat. Untuk memastikan agar foreground dan background tertangkap dengan tajam, anda menggunakan bukaan lensa yang kecil (angka aperture besar) misal f/11. Maka anda menggunakan aperture priority dan menyetel posisi aperture kamera di f/11. Dengan ISO yang kita pilih maka kamera akan menghitung nilai shutter speed.


Contoh penggunaan aperture priority lain adalah saat ingin menghasilkan bokeh. Foto bokeh memiliki ciri subyek utama tajam dan background yang kabur. Untuk memaksimalkan bokeh, kita menggunakan bukaan lensa yang besar (nilai aperture kecil), misal f/2.8. Dan kemudian kita lakukan hal yang sama seperti pada kamera seperti pada contoh foto landscape diatas.

Penggunaan lain aperture priority adalah saat memotret panorama maupun foto HDR, dimana foto ini dihasilkan dari beberapa foto terpisah yang dijahit atau di merge. Agar bidang konsisten dari satu foto ke foto lainnya, kita menggunakan aperture priority (agar titik fokus sama, gunakan juga manual fokus) saat mengambil rangkaian foto panorama atau HDR sebelum di jahit atau di merge di Photoshop. Fotografer makro juga menanfaatkan aperture priority untuk mengontrol ruang tajam subyek dan latar belakangnya.


Sumber : MD PHOTO DAN TEKHNOLOGY

PHOTOSHOP

EVENT PHOTO

PHOTO OUTDOOR

 
Copyright © 2014 Banjar Art Photography
Design by FBTemplates | BTT